Monday, December 16, 2013

Jam Biologis Tak Teratur Percepat Penuaan

jam-tidurSiang malam terbalik, istirahat yang tidak teratur, besar kemungkinan menyebabkan seseorang mudah jatuh sakit. Menurut ahli, ini disebabkan oleh gen jam biologis dalam tubuh manusia yang secara erat mempengaruhi sel-sel pada sistem kekebalan tubuh.

Jam biologis tubuh manusia umumnya dibagi dalam 2 periode, masing-masing adalah 12 jam setiap pagi dan malam. Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, bahwa begitu waktu istirahat tubuh melanggar jam biologis, akan mengakibatkan implikasi pada sistem kekebalan tubuh.

Imunologi dari University of Southwestern Medical Center di Dallas, Texas, Laura Hooper (Lora Hooper) dan dan rekan-rekannya fokus pada penelitian NFIL3, suatu protein yang memandu pertumbuhan sel kekebalan tubuh.

Mereka menemukan bahwa gen NFIL3 dalam tubuh tikus yang mengidap radang usus mengalami perubahan drastis, sehingga mempengaruhi sel T kekebalan tubuh, berubah menjadi lebih banyak sel TH17.

Hooper mencoba meningkatkan kadar NFIL3 pada sel T yang dikembangkannya di laboratorium, dan mendapati sel yang berubah menjadi sel TH17 telah berkurang. Sehingga menurutnya, fungsi dari protein ini adalah untuk mencegah sel T menjadi sel TH17. Kurangnya protein ini akan menyebabkan aktivitas sel kekebalan T17 kehilangan kontrol, dan jumlahnya meningkat drastis. Sel TH17 semula bertanggung jawab melawan infeksi jamur dan bakteri, namun, akan menyebabkan sakit jika jumlahnya banyak.

Siang dan malam terbalik adalah sumber dari berbagai macam penyakit

Hasil penelitian dalam percobaan terakhir lebih spesifik, peneliti mengubah perbedaan waktu pada tikus, atau dengan kata lain siklus sirkadian (siang dan malam) disingkirkan 6 jam setiap 4 hari. Peneliti mengungkapkan, bahwa ini seperti terbang dari Amerika ke Eropa, India dan Jepang, dan tinggal di setiap negara selama 4 hari.

Hasil penelitian menunjukkan, jumlah TH17 pada limpa dan usus tikus yang telah diubah adalah 2 kali lipatnya siklus sirkadian normal. Dan di bawah rangsangan percobaan kimia,reaksi peradangan tikus yang jam bilogisnya telah dibalik itu menjadi lebih intens.

Menurut Hooper, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jadwal (waktu kerja/istirahat ) pada hukum kesehatan penting sekali terhadap keseimbangan system kekebalan tubuh. Menurutnya, peradangan adalah sumber dari sejumlah besar penyakit kronis, misalnya, penyakit jantung, asma, nyeri kronis dan berbagai penyakit peradangan. Penelitian ini diterbitkan pada November di jurnal “Science.”

Di sejumlah besar negara maju, jam biologis orang-orang mengalami gangguan dalam jangka panjang, kesampingkan faktor dinas, kehidupan masyarakat di perkotaan masih terpisah dengan siklus sirkadian, sementara peradangan adalah hal yang umum di wilayah kota.

Imunolog New York University Dan Littman menuturkan, bahwa hasil penelitian tersebut di atas sebagai sebuah studi yang meyakinkan, namun, ketika jam biologis terganggu tidak hanya sepihak mempengaruhi sel kekebalan, tetapi juga berpengaruh pada berbagai aspek tubuh manusia, seperti hormon stress, bakteri usus, bahkan aktivitas sel T lainnya mungkin juga dipengaruhi perbedaan waktu.

Hooper juga menyatakan, bahwa penelitian ini mungkin hanya temuan kecil, hubungan antar irama jam biologis dan sel kekebalan perlu lebih banyak penelitian untuk digali lagi secara mendalam.

Istirahat yang tidak teratur, manusia mudah menjadi tua

Di dunia kedokteran, gangguan jam biologis selalu dianggap berhubungan dengan masalah tidur, depresi, penyakit jantung dan fungsi tubuh lainnya. Pada Juni lalu, sebuah penelitian di Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS, juga mendapati bahwa terbaliknya sirkadian mungkin mengakibatkan orang mudah menjadi tua. Menurut laporan MIT News, bahwa tanpa disadari jam biologis manusia mengendalikan modus istirahat manusia, siklus gelap dan terang 24 jam ini juga mempengaruhi fungsi tubuh lainnya, misalnya metabolisme dan termoregulasi.

Gen mengendalikan jam biologis

Hasil studi ini menyimpulkan, bahwa gen yang disebut SIRT1 adalah kunci pengendali jam biologis. Gen ini selalu dianggap bisa melawan penyakit yang terjadi karena penuaan. Melalui peningkatan kadar SIRT1 pada otak tikus, dapat mencegah penurunan fungsi jam biologis yang disebabkan oleh penuaan tikus. Berkurangnya fungsi SIRT1 dapat mengakibatkan fungsi jam biologis tikus terganggu, sama seperti proses penuaan normal pada tikus.

Leonard Guarente, professor biologi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengatakan, bahwa sejumlah besar hasil penelitian mendapati tikus muda lebih mudah beradaptasi terhadap perbedaan waktu atau perubahan jam biologis dari tikus yang lebih tua. Fenomena ini mungkin sama denga manusia.

Menurutnya, semakin banyak bukti membuktikan bahwa sangatlah penting menjaga fungsi metabolisme tubuh jika dapat beradaptasi dengan perubahan siklus gelap dan terang dengan ukuran yang berbeda. Jadi, dengan mengikuti siklus jam biologis tubuh paling mudah memungkinkan tubuh beradapati dengan kondisi di sekitarnya.
Hampir semua yang terjadi secara fisiologis berbalik karena mengelilingi siklus jam biologis, kesimpulan Guarente, ingin sehat harus menjaga siklus jam biologis tubuh, namun, jika melanggar aturan ini maka anda harus berkorban atau membayar mahal, yakni mungkin kehilangan kesehatan atau penuaan fisik.

No comments:

Post a Comment