Para ahli banyak mengaitkan tidur yang
berkualitas dengan berbagai manfaat kesehatan, termasuk memulihkan
kebugaran fisik. Bahkan pada otak, tidur bisa berarti memberi kesempatan
bagi organ tersebut untuk mengalami detoksifikasi.
Penelitian terbaru di University of Rochester menunjukkan
bahwa berbagai senyawa yang bersifat racun di otak dikeluarkan saat
seseorang sedang tidur. Bila proses ini berjalan baik, saat bangun tidur
otak akan kembali bugar seperti halnya badan terasa lebih segar.
Sebaliknya bila proses ini terlalu banyak mengalami hambatan, misalnya karena susah tidur atau memang sengaja begadang, maka racun-racun itu akan menumpuk di otak. Akibatnya dalam jangka panjang bisa memicu penyakit Alzheimer, yakni sejenis pikun.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa otak memiliki status fungsional
yang berbeda pada saat tidur maupun terbangun,” kata Dr Maiken
Nedergaard, ilmuwan yang melakukan penelitian tersebut seperti dikutip
dari Daily Mail, Sabtu (19/10/2013).
Akibat terjadinya proses detoksifikasi atau pembersihan racun saat
tidur, sel-sel otak dikatakan akan menyusut hingga 60 persen. Kondisi
ini menyebabkan racun-racun itu terdorong keluar dari otak dengan lebih
efisien dibandingkan dalam kondisi terbangun.
Aktivitas pembersihan otak dari racun-racun kimia hasil metabolisme
sampingan diklaim meningkat hingga 10 kali lipat saat seseorang sedang
tidur. Bila proses itu terjadi saat bangun, energi yang dibutuhkan bisa
membuat orang kehilangan kemampuan untuk berpikir.
Temuan ini sedikit banyak telah menjawab teka-teki untuk apa
sebenarnya seseorang butuh tidur.
No comments:
Post a Comment